Catatan Reportase :
Dari Pemilu Amerika : George
Bush atau Al Gore? (11)
New Orleans, 09/11/00 - 11:30 PM (10/11/00 - 12:30
WIB)
Melihat perkembangan penghitungan ulang kartu suara
di Florida, bagi penggemar sepakbola barangkali dapat digambarkan sebagai
kemelut di depan gawang yang tak berkesudahan. Sementara penghitungan ulang
kartu suara di Florida masih belum akan tuntas hingga minggu depan, sementara
itu pula muncul berbagai kontroversi diantaranya pemilih di kota Palm Beach
yang meminta diadakan pemilihan ulang. Sedangkan publik Amerika lainnya sedang
menanti siapa presiden mereka yang baru.
The Associated Press memberikan angka sementara
hasil penghitungan ulang di Florida dengan Bush untuk sementara masih unggul
tipis terhadap Gore dengan 229 suara. Selisih angka ini diperoleh setelah
diselesaikannya penghitungan ulang di 66 kabupaten dari 67 kabupaten yang ada,
dan tinggal menyisakan dari kota Palm Beach. Angka ini memang belum resmi
karena batas akhir pengumpulan hasil penghitungan ulang dari tiap-tiap
kabupaten paling lambat harus diserahkan kepada panitia pemilu pada hari Selasa
depan.
Hasil akhir selengkapnya ternyata masih akan
menunggu hingga Jum’at pekan depan. Kartu suara yang berasal dari pemilih di
luar negeri masih akan ditunggu hingga batas akhir penerimaan tanggal 17
Nopember, atau 10 hari setelah hari pemilu. Melihat ketatnya selisih angka
sementara antara kedua kandidat utama presiden ini, maka suara dari pemilih
luar negeri tampaknya akan sangat menentukan siapa yang akan menjadi
pemenangnya.
Palm Beach, adalah kota wisata di pantai timur Florida.
Hingga malam ini para pemilihnya berunjuk rasa menuntut diadakannya pemilihan
ulang. Demikian halnya yang terjadi di ibukota negara bagian Florida,
Tallahassee. Pasalnya, para pemilih sempat bingung saat harus “mencoblos” kartu
suara sebagai akibat dari rancangan kartu suara yang dianggap membingungkan.
Hal ini berakibat ada sekitar 19.000 kartu suara
yang dianggap oleh panitia tidak sah karena terdapat dua coblosan dan
ada ribuan suara lagi yang “coblosannya” mengarah ke Pat Buchanan, kandidat presiden
dari Partai Reformasi. Padahal suara-suara itu seharusnya dimaksudkan untuk
memilih Al Gore, kandidat Partai Demokrat, demikian pengakuan para pemilih yang
ternyata pendukung Al Gore.
Anehnya, Pat Buchanan yang sebenarnya diuntungkan
karena memperoleh lonjakan suara hingga 110% dari yang diperkirakannya, malah
merasa tidak enak menerima tambahan suara akibat kesalahan pemilih Gore. Dia
mengatakan : “saya tidak mau mengambil suara-suara yang bukan ditujukan untuk
saya”. Padahal sesungguhnya Pat Buchanan sendiri sangat memerlukan tambahan
suara guna memantapkan legitimasi partai guremnya dalam percaturan pemilihan
presiden Amerika.
Lha ya sudah kadung (terlanjur) “dicoblos”……… Ya,
tapi barangkali memang begitulah “sopan santun” berpolitik mereka. Apakah di
balik itu ada keinginan terselubung agar bukan Bush yang nantinya jadi
presiden, tentu urusan lain. Lha yang ketambahan suara yang bukan haknya
saja merasa sungkan, lalu apa namanya kalau, umpamanya lho ini, ada yang
merebut (dengan paksa) suara yang bukan haknya……….?
***
Selain kontroversi kartu suara di Palm Beach, muncul pula protes lain dari pihak Gore tentang adanya keterlambatan pengiriman kotak-kotak pemilu ke tempat penghitungan. Sementara pemilih dari masyarakat kulit hitam juga protes karena banyak orang kulit hitam yang mengalami kesulitan untuk memilih dengan alasan kartu suara habis atau TPS sudah ditutup. Hal yang terakhir ini mengingatkan saya pada pemilu di desa-desa di Indonesia pada jaman Orde Baru dulu.
Pihak Bush pun tidak mau kalah, jika pihak Gore
mengajukan tuntutan atas kontroversi Palm Beach, maka pihak Bush siap-siap
mengajukan tuntutan juga agar di negara bagian Wisconsin dan Iowa juga diadakan
penghitungan ulang. Di kedua negara bagian ini selisih suara antar keduanya memang
tipis, hanya saja Wisconsin dan Iowa tidak mempunyai undang-undang tentang
penghitungan ulang jika selisihnya kurang dari setengah persen.
Pemilu memang hajat nasional Amerika, tetapi
pemerintah federal tidak mempunyai hak untuk mengatur penyelenggaraannya di
setiap negara bagian. Negara bagianlah yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur
tata cara dan teknis-teknis penyelenggaraannya. Oleh karena itu antara
tiap-tiap negara bagian bisa berbeda-beda aturan, cara, perlengkapan dan thethek-bengek-nya
(segala macam yang terkait).
Pacuan presiden Amerika jadi makin panjang.
Penghitungan ulang di kota Palm Beach baru akan dilakukan lagi hari Sabtu dan
angka resmi hasil penghitungan total dari 67 kabupaten baru akan dilakukan
Selasa depan, sambil menunggu masuknya suara dari luar negeri sampai Jum’at
depan. Sementara di luar sana masyarakat pemilih tetap protes atas berbagai
kontroversi yang terjadi di Palm Beach.
Entah bagaimana pemerintah Florida akan
menyelesaikan hal ini, kita lihat saja nanti. Lebih baik mencari udara segar
dulu di akhir pekan ini.-
Yusuf Iskandar
[Sebelumnya][Kembali][Berikutnya]